Cinta itu,,,, Kembali pupus - Life is Choise

Cinta itu,,,, Kembali pupus

Cinta itu,,,, Kembali pupus
Pipiku belum mengering, butiran NaCl dan air kembali mengalir dari mataku. Senyumku surut merekah. Rasanya asa itu kembali runtuh. Aku bahkan tak berani mengangkat kepalaku walau untuk menatapnya. Aku tetap menunduk. Biarlah ia jadi kenangan, batinku.
Aku masih ingat bagaimana isi sms nya 8 bulan silam
"saudariku.. ketika hati kembali bergetar karena gejolak cinta maka ingatlah Allah sedang menguji seberapa setia kau pada-Nya. Tetaplah teguh akan menjaga iffah mu. Ada saatnya kelak masa-masa indah itu akan datang. Dan semoga engkau termasuk dalam golongan orang2 yang beruntung"
Air mataku kembali meleleh. Aku masih ingat 4 bulan silam ketika kebersamaan itu justru merajut rasa yang kini bersarang dalam kalbuku. Tak mampu terelakkan. Aku gamang. Biarlah ia berlalu, otakku berfikir. Itu butuh proses, hatiku bicara. Ada diskusi antara otak dan hati ku. Cinta memang tak ada logika. Aku terjebak dalam rengkuhan nya, dan payahnya aku kehilangan jejak sementara tak  satu peta pun ada dalam genggaman ku. Aku butuh cahaya, setidaknya setitik cahaya mampu memberiku arah agar aku tak terlalu gamang. 


Aku masih ingat ketika ia berujar "jadilah diri sendiri, jangan berpangku tangan. Aku pergi untuk sementara waktu. Kuharap pesan-pesan ku mampu kau realisasikan. Aku mendukungmu" dan kembali lacrimale ku bereaksi. Menangis di sudut remang. Aku sendiri, tak tega kuperlihatkan sedih ini pada mu. Aku bertekad dalam hati, tak kan kuadukan perasaan ini pada mu. Biarkan ia mengalir atau waktu yang akan menjawab. Aku malu.
ahh.. itu hanya masa lalu.
Aku masih ingat 3 x 24 jam seorang wanita berceloteh pada ku. Dia adalah dewi mu. Kau pilih dia sebagai teman hati mu. Kedekatan kalian sudah lebih dari sekedar teman biasa. Aku menalarnya. Dan lagi mutiara itu berlinang.
Aku masih ingat 2 jam lalu, sorot mataku menatapnya, wanita itu. Dia gadismu. Aku tertawa riang. Tertawa palsu tepatnya. Aku memendam tangis perih dalam sanubari saat ia begitu renyah berujar tentang mu. Aku pura-pura mendukung. Akankah aku munafik? Maksud ku hanya supaya dia tak kecewa. Biarlah aku kecewa. Asal kau bahagia, setidaknya aku pun bisa tersenyum walau hati ku merajuk pilu saat kau bersama orang lain. Ahh.. lagi dan lagi aku menangis. Berapa banyak air mata ini mengalir untuk hal yang tak pasti. Itu konyol. Lupakanlah..!!

Bersama waktu bicaralah, bantu aku. Dekatkan aku dengan-Nya. Ada masa nya kelak keindahan itu menghampiri. Biarlah ia mengalir laksana gunung yang melelehkan laharnya. Buatlah responsibility untuk mengahadapi terjalnya karang. Aku ingin mencintai-Mu dengan sepenuh hati.


EmoticonEmoticon

Formulir Kontak