Maafkan aku untuk satu malam ini…. - Life is Choise

Maafkan aku untuk satu malam ini….

Maafkan aku untuk satu malam ini….
Langkahku gontai. Lemas tak bertenaga. Kurasa ada seseorang yang menyihirku menjadi nenek bertubuh sintal. Malam ini terasa panjang. Mungkin sepanjang jembatan ampera yang gambarnya sering kulihat di kalender rumahku. Atau mungkin lebih. Tubuhku letih. Aku masih ingat peristiwa dua jam yang lalu. Nistakah aku? Aku hanya ingin emak makan enak di hari ulang tahunnya. Aku hanya merasa sedih jika harus melihat emak menangis di tengah malam. Dalam sujudnya. Pernah suatu hari aku memergoki emak menangis dan berdoa. Ada aku dalam doanya. Aku hanya bisa menguping dibalik pintu kamar emak. Ya Tuhan, keinginanku satu menikah dengan lelaki kaya raya, tampan, baik hati layaknya pangeran. Lalu membawaku dan emak di kehidupan yang lebih layak. Ya.. aku dan emak hanya hidup berdua, bapaku sudah pergi meninggalkan emak sejak aku kelas empat SD. Masih kuingat, bapak sering pulang membawa wanita cantik dengan baju belahan dadanya terlihat. Sangat sexy. Emak yang saat itu bekerja di pabrik dan biasa lembur malam tak tahu kelakuan bejat bapak. Hingga suatu hari emak menemukan baju dalam wanita di bawah tempat tidur. sontak, bapakku marah besar. Dia malah menyalahkan emak sebagai wanita tak tau diri. Lancang. Memukul emak bertubi-tubi. Aku yang saat itu masih kecil hanya bisa mendengar suara bass bapak. Aku sembunyi di bawah tempat tidurku sembari menutup muka. Aku takut sekali. Saat suara bapak tak lagi terdengar, aku mulai berani keluar kamar. Kutemukan tubuh emak terkulai di pojokan kamar dengan lebam di sekujur tubunnya. Bapak jahat. Setahun kemudian bapak meninggalkanku dan emak bersama wanita simpanannya. Persetan dengan bapak. Aku benci tapi emak selalu bilang padaku kalau bagaimanapun buruknya sikap bapak, beliau tetaplah bapakku. Sudah kewajibanku untuk menghormatinya. Kuhampiri emak yang saat itu masih berbalut mukena lusuhnya. Emak memelukku sambari berpura-pura kalau semua baik-baik saja. Aku aman selama ada emak walau kutahu butiran air itu menetes dipipi emak. Ah.. aku memang melankolis. Mengingat emak membuatku berbulir air mata. Aku kembali ingat peristiwa satu jam yang lalu. Aku yang menemui laki-laki itu. Lelaki tambun dengan kumis tipis. Aku mengenalnya dari tante Vira. Teman kerjaku dulu. “kau minta berapa, cantik?” ucapnya sembari matanya menyusuri tiap lekuk tubuhku. Aku terdiam. Gamang. Tapi emak harus makan enak malam ini. Tiba-tiba aku teringat nasihat emak, jadilah wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Wanita itu seperti batu-bata yang nantinya menjadi bahan untuk pondasi agama. “aku minta 3 juta” ucapku sedikit ragu. Maafkan aku emak sudah mengabaikan nasihatmu. “3 juta? Jangankan 3 juta, 3 milyar pun aku beri kalau kau mau ikut aku selamanya” ucapan lelaki itu disertai gelak tawa. “ayolah cantik, ikutlah denganku ke Eropa, aku akan menikahimu secara sah. Kau akan kuberikan kehidupan yang lebih layak” lanjut lelaki yang sudah kukenal dengan nama Rinto itu. “kalau aku ikut kamu ke Eropa, lalu bagaimana dengan emakku?” tanyaku “emakmu? Jangan khawatir, aku akan tetap menafkahi emakmu. Aku sudah terlanjur tergila-gila padamu, cantik” Aku mengangguk. Kurasa keputusanku tidak terlalu buruk. Inikah hasil dialog kami? Dia tersenyum. Puas. Mungkin seperti anak kecil baru memenangkan game nya. Terlalu girang. Ia langsung memelukku dan menciumku. Membawaku ke ranjangnya. Aku hanya diam. Emak, maafkan aku. Jika dulu aku bermimpi untuk mendapatkan suami seperti pangeran yang tampan, kaya raya dan baik hati. Mungkin sekarang aku harus melupakannya. Tuhan, maafkan aku untuk satu malam ini. Patrol, 10:47 WIB #diiringi hujan

1 komentar

  1. Aku suka ceritanya, apalagi di tulis di desa kelahiran aq. Patrol :)

    BalasHapus


EmoticonEmoticon

Formulir Kontak